Rabu, 14 November 2012
Jumat, 09 November 2012
Wisata Pulau Lombok
09.02
Wisata
Wisata Pulau Lombok – Jika anda ingin pergi berlibur dan menikmati tempat indah di pulau Lombok, maka ada baiknya anda lihat daftar Wisata Pulau Lombok di bawah ini. Agar anda tahu daerah tujuan Wisata di Lombok yang anda inginkan atau bahkan anda ingin keliling Lombok untuk melihat tempat-tempat Wisata Pulau Lombok.
Di bawah ini beberapa daerah yang layak dikunjungi saat anda berlibur ke Lombok:
Suranadi. Di sini ada hotel lengkap dengan kolam renang air hangat dan lapangan tennis. Juga ada pura Hindu tertua, berlokasi 17 km jika naik kendaraan dari kota Mataram.
Narmada. Kebun Raya Lombok, dengan kolam renang, serta ada pura Hindu yang sering digunakan umat Hindu untuk bersembahyang, lokasi 12 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Senggigi. Pantai alam berpasir putih yang bersih, dikelilingi hotel, losmen dan bungalow. Sangat indah sekali, terutama jika waktu sunrise maupun sunset. Lokasi 10 km dengan kendaraan dari kota Mataram. Di pantai banyak penjaja cinderamata, berupa mutiara budidaya air tawar yang berwarna warni, mulai dari harga Rp.25.000,- Juga penjaja kaos bertuliskan Lombok dan Senggigi, serta ukiran khas Lombok pada kayu, bisa berupa tempat buah, topeng dan lain-lain.
Sire Beach. Taman laut dengan exotic coral dan ikan yang berenang kian kemari. Berlokasi 36 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Pulau kahyangan di utara Lombok, dikelilingi taman laut. Disini banyak orang diving maupun surfing. Di pulau ini sudah banyak hotel dan losmen, sehingga bisa menginap disini, pantainya masih asli. Untuk mencapai lokasi ini bisa menggunakan kapal motor.
Sukarara. Desa tempat orang menenun, disinilah jika ingin membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana para penenun melakukan pekerjaannya. Lokasi 25 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Rambitan/Sade. Desa asli Lombok, dengan rumah tradisional suku Sasak, lokasi 50 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Kuta/Tanjung Aan. Pantai Mandalika dengan lampu-lampu yang berkilauan , dimana kita bisa berenang, terdapat hotel dan restoran. Setiap tahun ada perayaan menangkap/melihat Nyale, lokasi 56 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Mataram. Mataram adalah ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Ampenan merupakan kota pelabuhan lama (sekarang sudah pindah ke Lembar). Kota Ampenan berciri khas arsitektur kuno. Di kota Mataram (yang sudah menjadi satu kesatuan dengan kota Ampenan dan kota Cakranegara) kita bisa wisata kuliner, dengan makan makanan Lombok yang ciri khasnya pedas. Antara lain: Plecing kangkung, ayam plecingan, ayam julat (ayam yang bumbunya pedas sekali), sambel beberok. Minuman khas adalah kelapa madu. Untuk membeli oleh-oleh kain tenun khas Lombok, bisa di Cilinaya Shopping Centre.
Cakranegara. Merupakan kota bisnis, terdapat pasar pertanian, pasar burung, dan mata air Mayura serta pura Meru, pura terbesar di Lombok. Cakranegara konon dulunya merupakan bekas kerajaan, namun bekas kerajaan (situs) sudah tak bisa dikenali. Jika ingin oleh-oleh makanan, maka bisa membeli kaki ayam goreng, telur asin dan berbagai manisan dari rumput laut.
Air Terjun Sendang Gile Desa Senaru, Kecamatan Bayan, yang merupakan gerbang pendakian Gunung Rinjani (3.726 meter). Di Pusuk terdapat ratusan ekor monyet yang selalu setia menanti dipinggir jalan untuk diberi makan oleh pengendara yang lalu lalang melintas dijalan yang berkelok-kelok.hutan lindung yang rimbun serta suara alam mengiringi monyet yang berjejer di pinggir jalan. Pantas jika disebut Pusuk Pass. Air Terjun Sendang gile berasal dari mata air kaki dari gunung Rinjani , air jernih dan bersih.
Taman National Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.
Rabu, 07 November 2012
Mengenal Kec. Wawo Kab. Bima
16.55
Bima
Masyarakat Wawo tinggal di daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan hawa dan suhu uadara cukup dingin serta sedikit sekali mendapat hawa laut. Mereka hidup dari usaha bercocok tanam di sawah dan kebun dengan menanam berbagai jenis padi, jagung dan umbi-umbian.
Watak khas dari mayarakat Wawo memancarkan kesetiaan kepada atasan dan tidak terpancing oleh isu-isu negatif, peramah dan lemah lembut serta tidak menyukai pemimpin yang banyak bicara.
Pada sekitar 400 tahun yang lalu masyarakat Wawo pernah dipimpin oleh seorang perempuan bernama La Maria yang dikenal dengan Ncuhi Maria. Maka dari itulah watak khas masyarakat Wawo kelihatan halus perasaannya dan kalau sudah melihat pimpinannya berlaku curangmaka selamanya tidak akan percaya. Sifat tidak percaya ini sulit dipulihkan kembali.
Bila suatu masalah menimpa seorang individu atau kelompok, masyarakat Wawo penuh kehati-hatian baru dapat bertindak. Pertama dikaitkan dahulu dengan norma dan peraturan yang berlaku. Kedua meneliti apakah permasalahn tersebut benar atau tidak. Hal ini karena masyarakat Wawo masih tebal sekali sifat turun-temurun sejak masa nenek moyang bahwa hakikat hidup itu, hidup di dunia ang fana ini mereka anggap untuk mencari bekal yang baik, karena mereka menganggap masih adanya kehidupan lagi di kemudian hari.
Sebagai alat yang mapuh bagi mereka adalah hidup dengan pedoman “MAJA LABO DAHU”. Maja berarti malu, labo berarti dan, sedangkan dahu berarti takut. Pengertian hidup dengan Maja Labo Dahu ini adalah malu untuk melakukan perbuatan-prbuatan yang dapat mempermalukan diri atau perbuatan yang melanggar norma hukum yang adat ataupun hukum yang berlaku sekarang. Kemudian takut artinya takut kepada Allah apabila melakukan perbuatan yang salah karena setiap perbuatan salah selalu mendapat ganjaran baik oleh Allah maupun oleh peraturan yang berlaku di lingkungan hidup mereka.
Dengan tebal dan melekatnya pandangan hidup Maja Labo Dahu ini maka di Wawo tidak pernah ada peristiwa pencurian. Bila ada pencurian atau pengacau baik dari dalam maupun dari luar Kecamatan Wawo, maka akan dihukum secara beramai-ramai dan diarak keliling desa.
Upacara Adat
1. Upacara Perkawinan
Tata cara pernikahan yang biasa dilakukan oleh orang Wawo ada tiga macam, yaitu :
a. Perkawinan Resepsi (Nika Dende)
Pemuda dan pemudi yang dikawinkan secara resepsi adalah mereka yang mengikuti nasehat orang tuanya. Tentang siapa calon jodohnya harus diketahui orang tua kedua belah pihak. Perkawinan semacam ini harus didahului oleh permufakatan yang cukup rapi dan terencana yang dalam bahasa Bima disebut panati. Setelah acara panati diikuti oleh acara antar mahar ke rumah calon pengantin perempuan. Tiga hari setelah acara antar mahar baru dilaksanakan acara akad nikah.
Pada saat acara akad nikah ini terlebih dahulu bapak calon mempelai laki-laki melemparkan pantun kepada ibu calon mempelai wanita (Ina Ru’u na). Setelah itu akan dilakukan nenggu, atau istilahnya cepe jungge/compo jungge (compo = menyisipkan, jungge = bunga yang disisipkan pada rambut/sanggul) yang dilakukan oleh mempelai laki-laki ke mempelai wanita. Pada saat penancapan jungge oleh mempelai laki-laki, mempelai wanita berpura-pura menolak dan membuang bunga tadi dengan malu-malu.
Cepe jungge dilakukan di atas rumah baru (Ruka Bou) dan dilakukan pada malam hari. Cempe jungge hanya dapat dilakukan oleh mempelai laki-laki dan wanita yang belum pernah berhubungan bicaraantara satu dengan lainnya. Apalagi berbuat yang tidak sesuai dengan norma hukum yang berlaku, seperti berciuman atau berhubungan sex sebelumnya.
b. Perkawinan Selarian
Pemuda dan pemudi yang melakukan perkawinan selarian (Londo Iha) adalah mereka yang tidak mau menanti kesepakatan orang tua kedua belah pihak. Atau mereka yang sengaja mengambil jalan pintas karena ingin merebut tunangan orang lain atau salah satu calon mempelai tidak disetujui oleh salah satu orang tua dari kedua belah pihak. Acara perkawinan ini dilakukan sesederhana mungkin. Malah ada beberapa anggota keluarga dari salah satu kedua belah pihak mempelai tidaak datang menghadiri pernikahan tersebut.
c. Perkawinan Darurat
Pemuda dan pemudi yang menjalani perkawinan darurat ini adalah mereka yang telah berbuat atau berhubungan sex terlebih dahulu sehingga sebelum akad nikah sudah hamil beberapa bulan. Pelaksanaan acaranya hanya dilakukan oleh Asbah (saudara laki-laki) dari pihak perempuan dan orang tua dari pihak laki-laki. Hal ini dilakukan karena perbuatan mereka merupakan perbuatan tidak terpuji.
2. Upacara Do’a Aqikah
Acara do;a Aqikah dilakukan pada umur ketujuh hari atau paling lambat umur ke delapan hari dari bayi. Aqikah dilaksanakan untuk memenuhi sunah Rasulullah SAW. Persyaratan melakukan aqikah adalah dua ekor kambing jantan bagi bayi laki-laki dan satu ekor kambing bagi bayi perempuan. Tujuannya sebagai penunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan YME karena telah mendapat anugerah putra atau putri kita dilahirkan dengans selamat dan semoga sehat serta panjang umur. Pada acara ini akan dibacakan kitab Barjanji dan Zikir Marhaban.
3. Upacara Sunatan (Ndoso Ro Suna)
Acara khitanan dilakukan dengan susunan acara sebagai berikut :
Musyawarah pemberitahuan keluarga dan musyawarah pembentukan panitia pelaksana (Ompu Parenta)
Mendirikan paruga dan pengedaran undangan (ngoa dou)
Acara Zikir Kapanca di malam hari yang diikuti dengan acara Rebo (joget). Pada saat ini juga ada acara Compo Sampari (penyisipan keris pada sarung atau celana yang dikenakan oleh anak laki-laki)
Esok hari mulai jam 08.00 pagi sampai jam 13.00 siang dilakukan acara Teka Ro Ne’e yaitu suatu acara dimana para tetangga dan keluarga mendatangi rumah yang melakukan hajatan untuk menyerahkan bahan makanan seadanya dan semampunya. Tuan rumah membalasnya dengan mengajak makan dan minum seadanya serta mengobrol dengan tamu-tamu tersebut. Pada acara ini disertai dengan kesenian berupa permainan Manca dan Buja Kadanda. Jam 14.00 sampai dengan jam 15.00 acara Rumbe dan Khatam Alqur’an yang kemudian diakhiri dengan Do’a.
Sunatan (ndoso untuk anak perempuan dan suna untuk anak laki-laki) lalu dilanjutkan dengan acara istirahat.
Setelah istirahat, salaman dan bubaran. Pada saat ini di luar paruga diadakan acara terakhir yaitu maka tua dengan tujuan pemberian semangat kepada anak-anak yang baru saja disunat, agar dapat mengurangi sakit. Pada acara ini disertai dengan kesenian Silu dan Gendang, yang dikenal dengan dudu baku.
4. Upacara Do’a Jama’
Do’a Jama’ bertujuan utnuk memintakan selamat dari siksa kubur dan semoga orang tua, nenek, kakek, dari yang berhajat agar selamat sentosa, terlepas dari dosa-dosanya. Upacara ini biasanya dilakukan oleh anak yang baru datang dari rantau dan berhasil dalam usahanya.
Upacara Lain
Upacara Takbir Akbar pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Upacara Mbolo Rasa, yang dilakukan sekali setahun dan dihadirioleh semua warga desa. Namun sekarang telah diberi nama Pekan Orientasi LMD. Pelaksanaannya pada setiap awal tahun. Tujuannya untuk menentukan kebijaksanaan Pembangunan desa pada tahun yang berjalan.
Upacara Peringatan hari Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW dan upacara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kesenian Tradisional Yang Masih Hidup
1. Seni Suara (rawa)
Seni suara yang berkembang di Kecamatan Wawo :
a. Rawa Mbojo
Rawa Mbojo dilakukan pada setiap acara perkawinan, acara tanam padi, dan pada acara panen hasil. Alat musiknya biola
b. Rawa Bela Leha
Bela Leha biasa dinyanyikan oleh masyarakat Wawo yang ada di Desa Tarlawi, Kuta, Teta, Sambori, Kawuwu. Ada dua jenis Bela Leha.
Bela Leha untuk acara-acara biasa seperti : perkawinan, acara tanam padi, atau acara panen padi
Bela Leha untuk acara-acara penerimaan tamu-tamu besar seperti kehadiran Sangaji (Raja) atau tamu sejenisnya. Bela Leha adalah sebuah lagu sanjungan kepada Raja La Kai, semasa beliau menyembunyikan diri di Gunung Lambitu saat dikejar oleh Raja Salisi.
c. Rawa Sagele (sagele = tanam)
Sagele berarti menggali atau menanam secara serentak yang dilakukan oleh kaum perempuan. Sagele adalah kesenian tradisional Desa Maria sejak dahulu kala sampai sekarang. Alat musik rawa Sagele hanya mempergunakan Silu. Rawa Sagele mempunyai 27 lagu dengan waktu pelaksanaan yang berbeda-beda.
Cana, Arugele, Gele Ro, Gele Me’e Mali, Gele Me’e Mali Kiro dan Ka’e Rombo. Keenam lagu ini dinyanyikan mulai pagi sampai jam 10.00
Saja, Danci, E Aule, Ka’e Ina Mina, Mada Tanga, Janga Jao, dan Maula. Dinyanyikan dari jam 10.00 sampai jam 12.00
Lele Janga, Haju Jati, Jalate, Malanta, La Kima, Jara Nggero, dan Ka’e Lela. Dinyanyikan pada jam 13.00 sampai 15.00
Saja Mpana, Lao Lopi, Dalia, Ka’e Gondo, Lele Anggo. Dinyanyikan pada jam 16.00 sampai 17.00. lagu-lagu ini sebagai pertanda bahwa sekarang sudah sore hari dan bagi si pemilik kebun atau sawah agar dapat mempersiapkan segala perlengkapan yang akan dibawa pulang. Kemudian bagi si pemuda agar siap-siap untuk membawa tembilang daari kaum pemudi.
d. Rawa Olo
Rawa Olo dikembangkan oleh masyarakat Wawo yang berada di Desa Rupe dan Karumbu. Pantun (patu) nya sama dengan patu Rawa Mbojo. Letak perbedaannya ada pada isi lagu.
e. Rawa Qasidah Rebana
Adalah lagu yang bernafaskan Islam diiringi oleh alat musik rebana. Lagu ini memasyarakat di seluruh desa di Kecamatan Wawo.
f. Zikir
Beberapa zikir yang ada :
Zikir Kapanca; zikir ini dipergunakan pada acara khitanan anak-anak dan dilakukan pada malam hari. Alat yang digunakan buku Barjanji.
Zikir Tua; zikir ini menggunakan buku Barjanji dan rebana. Perbedaan Zikir Kapanca dan Zikir Tua terletak pada lagu.
Zikir Tua dilakukan pada waktu mengantar anak-anak yang Khatam Qur’an atau dapat juga pada waktu mengantar pengantin laki-laki menuju rumah pengantin wanita
Kalamu; Kalamu adalah salah satu seni keagamaan, sebagai penghibur setelah lelah membaca Tadarus, atau sebagai aba-aba atau pertanda segera istirahat. Isinya berupa sanjak-sanjak Arab.
Hadrah; Hadrah adalah seni suara yang dipadukan dengan Seni Tari. Alatnya berupa rebana dan buku Barjanji. Namun lagunya berlainan dengan Zikir Kapanca. Hadrah dilakukan pada acara perkawinan, Khitanan, dan Khataman Al Qur’an.
2. Seni Tari
Seni tari yang menonjol di Kecamatan Wawo adalah :
Tari Sagele
Tari Lepi Wei
Tari Lebo
Tari Bango
Tari (permainan) Manca
Tari (permainan) Buja Kadanda
Tari (permainan) Ntumbu
Tari Sagele, Tari Lepi Wei, Tari Rebo, dan permainan Manca, Buja Kadanda, Ntumbu, berkembang di Desa Maria dan Ntori. Tari Kalero berkembang di Desa Tarlawi, Sambori, Kuta, dan teta. Sedangkan Tari Bango hanya berkembang di desa Waworada.
Alat-alat untuk melaksanakan tarian dan permainan tersebut adalah : gendang, silu dan rumba, serta katongga jawa.
3. Kerajinan
Kerajinan yang ada di Kecamatan Wawo adalah seni membentuk permata cincin. Kelompok ini ada di Desa Maria.
silakan kunjungi websitenya :
Sejarah Kerajaan Bima
16.29
Bima
1. Sejarah
a. Asal Usul
Kerajaan Bima terletak di pantai timur pulau Sumbawa. Asal mula kerajaan ini diperkirakan telah ada sejak periode Hindu. Namun, sayang sekali, data sejarah berkenaan dengan kerajaan ini pada masa Hindu sangat minim. Data sejarah tertulis yang tersedia hanya pada fase Bima telah konversi ke Islam pada tahun 1620 M. Sumber sejarah Bima adalah artefak, prasasti dan manuskrip. Sumber-sumber tersebut menceritakan tentang fase sejarah sejak masa prasejarah hingga masuknya Islam. Ada dua prasasti yang ditemukan di sebelah barat Teluk Bima, satu berbahasa Sanskerta dan satunya lagi berbahasa Jawa kuno. Ini menunjukkan bahwa, kedua bahasa tersebut ternyata juga pernah berkembang di Bima. Selain prasasti, juga banyak terdapat naskah-naskah kuno yang ditulis di era Islam, sehingga bisa digunakan untuk mengungkap sejarah di era tersebut. Naskah kuno berbahasa Melayu tersebut menceritakan kehidupan sejak abad ke-17 hingga 20 M. Selain bahasa Melayu, sebenarnya bahasa Bima juga cukup berkembang, namun, bahasa ini belum mencapai taraf bahasa tulis.
Bo Sangaji Kai, sebuah naskah kuno milik Kerajaan Bima yang ditulis dalam bahasa Arab Melayu menceritakan bahwa, sejarah Bima dimulai pada abad ke-14 M. Ketika itu, pulau Sumbawa diperintah oleh kepala suku yang disebut Ncuhi. Pulau Sumbawa tersebut terbagi dalam lima wilayah kekuasaanNcuhi: selatan, barat, utara, timur, dan tengah. Ncuhi terkuat adalah Ncuhi Dara, wilayahnya disebut Kampung Dara. Struktur Ncuhi mulai mengalami perubahan, ketika Indra Zamrud, anak Sang Bima diangkat menjadi Raja Bima pertama. Selanjutnya, Indra Zamrud menggunakan nama ayahnya, yaitu Bima untuk menyebut kawasan yang meliputi pulau Sumbawa tersebut.
Berkenaan dengan Zamrud, kisahnya dimulai pada masa kanak-kanak, ketika ia dikirim ayahnya ke Pulau Sumbawa dengan keranjang bambu. Indra Zamrud sampai dan mendarat di Danau Satonda, dekat Tambora. Ncuhi Dara sudah mendengar berita kedatangan Indra ini, karena itu ia datang untuk menyambut dan mengangkatnya sebagai anak. Ketika Indra dewasa, lima Ncuhi di Sumbawa sepakat mengangkatnya menjadi raja, sedangkan para Ncuhi tersebut menjadi menteri. Dengan kepemimpinan mereka, Kerajaan Bima terus berkembang dan menjadi pelabuhan dagang yang cukup diperhitungkan. Kenyataan ini sejalan dengan catatan yang terdapat dalam Kitab Negarakertagama yang menyebutkan bahwa, Kerajaan Bima sudah memiliki pelabuhan besar pada tahun 1365 M. Jadi, kisah dalam Bo Sangaji Kai ini sesuai dengan catatan Negarakertagama.
b. Bima dan Islam
Kerajaan Gowa-Tallo memegang peranan penting dalam proses konversi Bima ke Islam. Saat itu, pada abad ke 17 M, Belanda telah menguasai sebagian besar jalur perdagangan bagian barat. Untuk mencegah jalur timur direbut Belanda, maka, kemudian Gowa mengirim ekspedisi untuk menaklukkan kerajaan pada pantai timur yang meliputi Lombok dan Bima. Kerajaan-kerajaan ini berhasil ditaklukan dan diislamkan oleh Gowa pada tahun 1609 M. Seiring dengan masuknya Islam, maka, peradaban tulis juga berkembang. Oleh karena itu, data sejarah tertulis yang tersedia banyak berkaitan dengan fase pasca masuknya Bima ke Islam.
Walaupun Bima telah berhasil diislamkan oleh Gowa, Raja Ruma-ta Mantau Bata Wadu La Ka‘I gagal mengajak keluarga dan rakyatnya untuk ikut memeluk Islam. Akibatnya, ketika tentara Gowa ditarik dari Bima pada tahun 1632 M, keluarga raja dan rakyatnya bangkit menentang raja, dan berhasil menurunkannya dari tahta. Untuk mengatasi kemelut ini, pada tahun 1633 M, Gowa kembali mengirimkan pasukan ke Bima. Setelah melalui pertempuran berdarah, Gowa berhasil merestorasi kekuasaan pemeritahan Islam. Sejak saat itu, gelar raja diganti dengan sultan, dan Islam secara resmi menjadi agama kerajaan. Ketika berkuasa, para raja juga menggunakan nama-nama Arab untuk menunjukkan keislamannya.
Relasi dengan Kerajaan Gowa sangat dekat dan berlangsung selama hampir satu abad setengah. Ketika Gowa kalah di tangan Belanda, maka Bima akhirnya juga ikut menjadi daerah taklukan Belanda.Peristiwa ini terjadi pada akhir abad ke-18 M (1792 M), di masa Sultan Abdul Hamid Muhammad Shah berkuasa di Bima. Saat itu, Sultan Abdul Hamid dipaksa oleh Belanda agar Bima menjadi salah satu wilayah protektorat Belanda.
Dalam relasi Belanda-Bima, Belanda cenderung untuk tidak terlalu ketat menanamkan pengaruh dan kekuasaannya, sehingga relasi tersebut berlangsung cukup berimbang. Belanda tidak mencampuri urusan pergantian kekuasaan di Bima, dan tidak seorangpun sultan Bima diasingkan oleh Belanda ke tempat lain. Ketika Jepang masuk ke Bima, relasi juga berlangsung cukup baik dan hampir tanpa insiden. Ada yang berpendapat bahwa, relas harmonis ini berhasil diraih karena orang-orang Bima telah banyak belajar dari pengalaman mereka selama berada di bawah kekuasaan Gowa.
Kesultanan Bima berakhir ketika Indonesia berhasil meraih kemerdekaan pada tahun 1945. Saat itu, Sultan Muhammad Salahuddin, raja terakhir Bima, lebih memilih untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siti Maryam, salah seorang putri Sultan, menyerahkan bangunan kerajaan kepada pemerintah dan kini dijadikan museum. Di antara peninggalan yang masih bisa dilihat adalah mahkota, pedang dan furnitur.
2. Silsilah
Berikut ini adalah urutan raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Bima:
Jan wa Mamiyan
Sangyang Tunggal.
Sangyang Wunang
Maharaja Indra Luka
Batara Indra Manis
Maharaja Indra Falasyara
Maharaja Tunggal Pandita.
Maharaja Batara Indra Ratu Punggawa Bisa.
Maharaja Pandu Devanata.
Maharaja Sang Bima
Maharaja Sang Aji Dharmawangsa
Maharaja Sang Kang Kula
Maharaja Sang Rajuna
Maharaja Sang Deva
Maharaja Deva Indra Zamrud
Maharaja Indra Kamala I.
Maharaja Deva Batara Indra Bima
Maharaja Batara Sang Luka
Batara Mera?
Maharaja Batara Sang Bima
Maharaja Batara Matra Indrawata
Maharaja Matra Indra Tarata
Maharaja Nggampo Java
Maharaja Indra Kumala.
Maharaja Batara Bima Indra Luka
Maharaja Indra Sri, Maharaja of Bima.
Sangaji Ma Waa Paju Longgi (14.. – 1425 M)
Sangaji Ma Waa Indra Mbojo (1425 – 14..)
Sangaji Ma Waa Bilmana (14.. – 14..)
Sangaji Manggampo Donggo (14.. – 1500)
Ruma-ta Mambora Wa‘a Pili Tuta (1500-….)
Sangaji Makapiri Solo
Ruma-ta Mawa‘a Andapa
Ruma-ta Mawa‘a La Laba
Mantau La Sadina
Ruma-ta Mambora di Sapaga
Ruma-ta Mambora di Bata Lambu
Ruma-ta Samara
Ruma-ta Mantau Asi Sarise
Ruma-ta Mantau La Limandaru
Mantau La Sadina Abdul Rahim (1609-….)
Mambora di Sapaga (16.. – 1620 M)
Paduka Sri Sultan Abdul Kahir (1620-1632 M)
Ruma Mantau Asi Peka (1632–1633 M)
Paduka Sri Sultan Abdul Kahir (1620-1632) dan (1633-1640 M)
Paduka Sri Sultan Abdul Khair I Sirajuddin Muhammad Shah bin Sultan Abdul Kahar (1640-1682 M).
Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali Shah bin Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1682-1687 M)
Sultan Jamaluddin Inayat Shah bin Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali Shah (1687–1695 M)
Sultan Hasanudin Muhammad Ali Shah bin Sultan Jamaludin (1695-1731 M)
Sultan Alauddin Muhammad Shah Zillullahi fi al Alam bin Sultan Hasanudin (1731–1748 M)
Sangaji Perempuan Ruma Partiga Sultanah Kamalat Shah binti Sultan Alauddin (1748-1751 M)
Sultan Abdul Karim Muhammad Shah Zillullah fi al Alam bin Sultan Alauddin (1751–1773 M)
Sultan Shafiuddin Abdul Hamid Muhammad Shah Zillullah fi al Alam bin Sri Nawa AbdulKarim (1773–1817 M)
Sultan Ismail Muhammad Shah Zillullah fi al Alam bin Sultan Shafiuddin Abdul Hamid (1817-1854 M)
Sultan Abdullah Muhammad Shah Zillullah fi al Alam bin Sultan Ismail (1854–1868 M)
Sultan Abdul Aziz Zillullah fi al Alam bin almarhum Sultan Abdullah (1868–1881 M)
Sultan Ibrahim Zillullah fi al Alam bin Sultan Abdullah (1881-1915 M)
Sultan Muhammad Salahuddin Zillullah fi al Alam bin Sultan Ibrahim (1915–1951 M)
Sultan Abdul Khair II Muhammad Shah Zillullah fi al Alam bin Sultan Muhammad Salahuddin (1951- 2001)
Putra (Iskandar) Zulkarnain bin Sultan Abdul Khair II Muhammad Shah (Dr Ferry Zulkarnaen) (2001-sekarang).
3. Periode Pemerintahan
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, telah memerintah sekitar 60 orang raja atau sultan di Kerajaan Bima. Khusus pada periode Islam, ada 14 orang sultan. Ketika Jepang masuk ke Indonesia, yang berkuasa di Kerajaan Bima adalah Sultan Muhammad Shalahuddin. Ia meninggal dunia pada tahun 1951, dan kemudian digantikan oleh anaknya, Abdul Khair II. Di masa Abdul Khair II ini, ia tidak banyak berkecimpung untuk mengurus Kerajaan Bima, sebab ia lebih memilih menjadi pegawai di Departemen Dalam Negeri dan anggota Parlemen. Ketika meninggal dunia, ia digantikan oleh anak tertuanya, Putra Feri Andi Zulkarnain.
4. Wilayah Kekuasaan
Wilayah kerajaan Bima mencakup Pulau Sumbawa dan tanah-tanah timur, seperti Solo, Sawu, Solor,Sumba, Larantuka, Ende, Manggarai dan Komodo.
5. Struktur Pemerintahan
(Dalam proses pengumpulan data)
6. Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Bima merupakan campuran dari berbagai suku bangsa. Suku asli yang mendiami Bima adalah orang Donggo. Sebagian besar di antara mereka mendiami daerah dataran tinggi. Sebelumnya, 0rang-orang Donggo ini juga banyak yang mendiami daerah dataran rendah, namun, karena terdesak oleh para pendatang yang membawa agama dan kebudayaan baru, mereka menyingkir ke dataran tinggi. Hal ini didorong oleh keinginan untuk mempertahankan agama dan tradisi yang telah mereka warisi secara turun temurun. Kepercayaan asli orang Donggo adalah animisme, yang mereka sebut dengan Marafu. Dalam perkembangannya, kepercayaan ini terdesak oleh agama Kristen dan Islam. Orang Donggo yang menjadi suku asli Bima ini hidup dari bercocok tanam, dengan sistem peladangan yang berpindah-pindah. Oleh karena itu, rumah mereka juga berpindah-pindah.
Suku lain yang mendiami Bima adalah orang Dou Mbojo. Mereka adalah para migran dari daerah Makasar yang datang sekitar abad ke-14 M. Mereka berbaur dan menikah dengan orang asli Bima dan mendiami daerah pesisir. Untuk bertahan hidup, mereka bercocok tanam, berdagang dan menjadi pelaut. Kepercayaan asli orang Dou Mbojo adalah Makakamba-Makakimbi, sejenis animisme. Sebagai mediator antara alam gaib dengan manusia, dipilih seorang pemimpin yang disebut Ncuhi Ro Naka.Secara substantif, kepercayaan ini tidak berbeda dengan Marafu pada orang Donggo. Mereka memiliki tradisi ritual pada saat tertentu untuk menghormati arwah leluhur, dengan mempersembahkan sesajen dan hewan ternak sebagai korban. Upacara ini dipimpin oleh Ncuhi, ditempat yang disebutParafu Ra Pamboro. Selain suku di atas, sejak Islam masuk pada abad ke-16 M, juga terdapat perkampungan Melayu di Bima.
Berkaitan dengan kehidupan keagamaan, agama besar pertama yang berkembang adalah Hindu. Sisa peninggalan peradaban Hindu ini masih bisa dilihat pada prasasti Wadu Pa‘a yang dipahat Sang Bima saat mengembara ke arah timur pada sekitar pertengahan abad ke 8 M. Selain prasasti Wadu Pa‘a, juga ditemukan bekas candi di Ncandi Monggo, prasasti Wadu Tunti di Rasabou Donggo, kuburan kuno Padende dan Sanggu di Pulau Sangiang. Namun, peninggalan bersejarah ini tidak mengandung informasi memadai untuk menjelaskan peranan agama Hindu di Bima.
Setelah Hindu, kemudian masuk agama Islam. Agama ini relatif mudah diterima, karena orang Bima sebenarnya telah lama mengenal agama Islam melalui para penyiar agama dari tanah Jawa, Melayu bahkan dari para pedagang Gujarat India dan Arab di Sape (pelabuhan Bima). Campur tangan penguasa Bima yang telah masuk Islam dan menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan telah ikut mempercepat penyebaran Islam, yang awalnya hanya dianut oleh masyarakat pesisir.
Saat ini, di beberapa daerah di Bima, terjadi percampuran antara Islam dan tradisi lokal, sehingga muncul suatu ikrar yang berbunyi: Mori ro made na Dou Mbojo ede kai hukum Islam-ku. Artinya, hidup dan matinya orang Bima harus dengan hukum Islam. Untuk memperkuat ikrar ini, sejak masa kesultanan telah dibentuk sebuah Majelis Adat Tanah Bima, yang bertugas dan bertanggung jawab dalam penyiaran, penyebaran dan pembuatan kebijakan keislaman.
Setelah agama Islam masuk ke Bima, kemudian berkembang tradisi tulis, sehingga banyak ditemukan naskah-naskah kuno peninggalan periode ini. Menurut Maryam (salah seorang ahli waris kerajaan Bima), ia memiliki dua peti naskah kuno Bima. Naskah kuno itu disebut Bo Sangaji Kai. Naskah ini ditulis ulang pada abad ke-19, dengan kertas buatan Belanda dan China. Pada masa Islam, naskah ditulis dalam bahasa Arab Melayu. Aksara Bima yang sempat dipakai pada masa pra Islam kemudian ditinggalkan, seiring masuknya peradaban Islam tersebut.
Berkaitan dengan dua peti naskah kuno Bo Sangaji Kai, Siti Maryam sudah membacanya selama lima tahun, dibantu oleh almarhum sahabatnya, Rujiati SW Mulyadi dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Selama lima tahun tersebut, baru satu kitab yang berhasil dibaca. Saat ini, ia terus membaca naskah kuno tersebut, dibantu oleh ahli filologi Perancis, Henry Chambert Loir. Hasil kerja mereka berdua telah melahirkan sebuah buku, berjudul Bo Sangaji Kai Catatan Kerajaan Bima, diterbitkan oleh Ecole Francaise d‘Extreme Orient bekerja sama dengan Yayasan Obor. Buku itu merupakan sumbangan besar dalam dunia sejarah. Namun, harus diingat, masih banyak naskah kuno Bima yang belum tersentuh.
Rabu, 26 September 2012
Beasiswa Data Print
16.43
Informasi
Persyaratan Umum:
1. Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1
2. Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi
3. Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal
4. Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.
Peraturan Lomba :
1. Mengisi formulir registrasi di kolom Pendaftaran
2. Satu nomor kupon yang terdapat di dalam produk DataPrint, hanya berlaku untuk satu kali registrasi
3. Pendaftaran tidak dipungut biaya
4. Isilah formulir dengan sebenar-benarnya.
5. Kolom NAMA, diisi dengan nama lengkap
6. Kolom KODE KUPON, diisi dengan kode yang tertera pada bagian belakang kupon yang ada di dalam produk DataPrint
7. Kolom EMAIL, diisi dengan email aktif yang masih berlaku
8. Kolom NO TELPON, diisi dengan no HP atau no telpon rumah yang masih aktif dan bisa dihubungi
9. Kolom JENJANG PENDIDIKAN, diisi dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh saat ini. Tuliskan juga nama sekolah/perguruan tinggi di kolom ini.
10. Kolom NAMA PERGURUAN TINGGI/SEKOLAH, diisi dengan nama sekolah/perguruan tinggi tempat kamu menuntut ilmu.
11. Kolom KEGIATAN YANG PERNAH/SEDANG DIIKUTI DAN PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH, diisi dengan organisasi yang pernah dan sedang diikuti saat ini serta prestasi yang pernah diraih.
Aktivitas berupa kuliah atau belajar di sekolah, tidak termasuk prestasi.
12. Kolom LAMA MENGGUNAKAN DATAPRINT, diisi dengan waktu penggunaan produk DataPrint
13. Kolom MENGETAHUI INFORMASI BEASISWA, diisi dengan narasumber awal yang memberitahu mengenai program beasiwa pendidikan DataPrint
14. Kolom NILAI RAPORT (BAGI PELAJAR dan MAHASISWA BARU), diisi dengan total nilai secara keseluruhan beserta jumlah mata pelajaran pada semester terakhir. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh pelajar atau mahasiswa baru yang belum mempunyai IP.
Contoh: 98 dari 7 mata pelajaran
15. Kolom IPK TERAKHIR (BAGI MAHASIWA), diisi dengan nilai IPK atau jika belum memiliki IPK boleh diisi dengan nilai IP semester terakhir. Tuliskan juga semester yang sedang ditempuh. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh mahasiswa, bukan pelajar.
16. Kolom URL BLOG, diisi dengan copy URL blog kamu yang memuat informasi mengenai beasiswa DataPrint. Isi kolom ini jika kamu memiliki blog. Pengisian pada kolom ini akan menambah 2 poin pada penilaian.
17. Kolom ESSAY, diisi dengan karya tulis/essay berisi hasil pemikiran kamu sendiri sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Panjang penulisan minimal 100 kata, maksimal 500 kata. Tema akan berubah setiap periode. Jenis tema akan diumumkan setiap tanggal 1 di periode tersebut.
Dilarang mengcopy paste tulisan orang lain. Jika bermaksud untuk menyadur atau mengutip tulisan orang lain, tuliskan juga sumbernya.
18. Beasiswa akan dibagi menjadi 2 periode.
19. Jika gagal di periode pertama, peserta BOLEH mendaftarkan diri di periode selanjutnya.
20. Penerima beasiswa yang telah mendapat dana beasiswa di satu periode TIDAK DAPAT menjadi penerima beasiswa di periode selanjutnya. Peraturan ini berlaku di tahun 2012. Penerima beasiswa di tahun 2011 berhak mendaftar dan memiliki kemungkinan untuk menjadi penerima beasiswa di tahun 2012.
21. Waktu per periode:
Periode 1: 1 Januari – 30 Juni
Periode 2: 1 Juli – 31 Desember
22. Perincian pemenang per periode sebagai berikut:
PERIODE
JUMLAH PENERIMA DANA BEASISWA
@ Rp 1.000.000
@ Rp 500.000
@ Rp 250.000
Periode I
50 orang
50 orang
250 orang
Periode II
50 orang
50 orang
250 orang
23. Penerima beasiswa akan diseleksi (bukan diundi) oleh tim dari DataPrint.
24. Panitia tidak menghubungi penerima beasiswa. Nama penerima beasiswa dapat dilihat di website ini, website DataPrint www.dataprint.do.id atau di www.facebook.com/dataprintindonesia . Simpan fotokopi raport terakhir atau IPK terakhir dan kupon sebagai bukti sah verifikasi jika Anda terseleksi sebagai penerima dana beasiswa.
25. Dana beasiswa akan diberikan sekaligus dan secara langsung kepada penerima di periode tersebut.
26. Dana beasiswa akan dikirimkan dalam jangka waktu paling lambat satu bulan setelah pengumuman dan atau setelah selesainya pemberkasan dari para penerima beasiswa.
27. Beasiswa akan ditransfer melalui bank BCA. Bagi penerima beasiswa yang menggunakan rekening bank lain, biaya administrasi ditanggung penerima.
28. Penerima beasiswa akan diumumkan di website DataPrint www.dataprint.co.id , page Facebook DataPrint www.dataprint.co.id/facebook danwww.beasiswadataprint.com
Tema Essay dapat dilihat di tab “ESSAY”
Pendaftaran periode 2 berakhir tanggal 31 Desember 2012.
Pengumuman tanggal 10 Januari 2013.
FAQ
1. Siapakah yang boleh mendaftarkan diri di beasiswa DataPrint
Semua pelajar atau mahasiswa yang masih aktif
2. Apa saja persyaratan mengikuti pendaftaran beasiswa DataPrint?
Cukup isi semua kolom di formulir registrasi dengan data yang sebenar-benarnya. Kalau kamu keluar sebagai salah satu penerima dana beasiswa, pihak DataPrint akan menghubungi kamu untuk melakukan verifikasi data.
3. Apakah pendaftaran dipungut biaya?
Pendaftaran beasiswa sama sekali tidak dipungut biaya atau gratis.
4. Berapa dana beasiswa yang akan saya terima?
Dana beasiswa akan diberikan sebesar Rp 1.000.000, Rp 500.000 dan Rp 250.000
Penentuan besaran dana beasiswa yang akan diterima ditentukan oleh tim DataPrint.
5. Apakah penerima beasiswa di satu periode dapat menjadi penerima beasiswa lagi?
Tidak, penerima beasiswa yang sudah pernah menerima beasiswa tidak berhak menjadi penerima beasiswa di periode berikutnya.
6. Bagaimana cara pemberian beasiswa?
Dana beasiswa akan ditransfer kepada penerima.
7. Kapan beasiswa akan diterima?
Setelah verifikasi yang dilakukan oleh pihak DataPrint selesai atau kurang lebih satu bulan setelah pengumuman.
8. Apakah beasiswa yang diterima akan terkena pajak?
Tidak, beasiswa yang diterima tidak dikenai pajak. Dana beasiswa akan ditransfer melalui rekening BCA. Bagi penerima beasiwa yang memiliki rekening selain BCA maka dana administrasi akan ditanggung penerima.
9. Dimana pengumuman penerima beasiswa dapat dilihat?
Pengumuman dapat dilihat di website DataPrint www.dataprint.co.id , page Facebook DataPrint www.dataprint.co.id/facebook dan www.beasiswadataprint.com
1. Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1
2. Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi
3. Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal
4. Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.
Peraturan Lomba :
1. Mengisi formulir registrasi di kolom Pendaftaran
2. Satu nomor kupon yang terdapat di dalam produk DataPrint, hanya berlaku untuk satu kali registrasi
3. Pendaftaran tidak dipungut biaya
4. Isilah formulir dengan sebenar-benarnya.
5. Kolom NAMA, diisi dengan nama lengkap
6. Kolom KODE KUPON, diisi dengan kode yang tertera pada bagian belakang kupon yang ada di dalam produk DataPrint
7. Kolom EMAIL, diisi dengan email aktif yang masih berlaku
8. Kolom NO TELPON, diisi dengan no HP atau no telpon rumah yang masih aktif dan bisa dihubungi
9. Kolom JENJANG PENDIDIKAN, diisi dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh saat ini. Tuliskan juga nama sekolah/perguruan tinggi di kolom ini.
10. Kolom NAMA PERGURUAN TINGGI/SEKOLAH, diisi dengan nama sekolah/perguruan tinggi tempat kamu menuntut ilmu.
11. Kolom KEGIATAN YANG PERNAH/SEDANG DIIKUTI DAN PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH, diisi dengan organisasi yang pernah dan sedang diikuti saat ini serta prestasi yang pernah diraih.
Aktivitas berupa kuliah atau belajar di sekolah, tidak termasuk prestasi.
12. Kolom LAMA MENGGUNAKAN DATAPRINT, diisi dengan waktu penggunaan produk DataPrint
13. Kolom MENGETAHUI INFORMASI BEASISWA, diisi dengan narasumber awal yang memberitahu mengenai program beasiwa pendidikan DataPrint
14. Kolom NILAI RAPORT (BAGI PELAJAR dan MAHASISWA BARU), diisi dengan total nilai secara keseluruhan beserta jumlah mata pelajaran pada semester terakhir. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh pelajar atau mahasiswa baru yang belum mempunyai IP.
Contoh: 98 dari 7 mata pelajaran
15. Kolom IPK TERAKHIR (BAGI MAHASIWA), diisi dengan nilai IPK atau jika belum memiliki IPK boleh diisi dengan nilai IP semester terakhir. Tuliskan juga semester yang sedang ditempuh. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh mahasiswa, bukan pelajar.
16. Kolom URL BLOG, diisi dengan copy URL blog kamu yang memuat informasi mengenai beasiswa DataPrint. Isi kolom ini jika kamu memiliki blog. Pengisian pada kolom ini akan menambah 2 poin pada penilaian.
17. Kolom ESSAY, diisi dengan karya tulis/essay berisi hasil pemikiran kamu sendiri sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Panjang penulisan minimal 100 kata, maksimal 500 kata. Tema akan berubah setiap periode. Jenis tema akan diumumkan setiap tanggal 1 di periode tersebut.
Dilarang mengcopy paste tulisan orang lain. Jika bermaksud untuk menyadur atau mengutip tulisan orang lain, tuliskan juga sumbernya.
18. Beasiswa akan dibagi menjadi 2 periode.
19. Jika gagal di periode pertama, peserta BOLEH mendaftarkan diri di periode selanjutnya.
20. Penerima beasiswa yang telah mendapat dana beasiswa di satu periode TIDAK DAPAT menjadi penerima beasiswa di periode selanjutnya. Peraturan ini berlaku di tahun 2012. Penerima beasiswa di tahun 2011 berhak mendaftar dan memiliki kemungkinan untuk menjadi penerima beasiswa di tahun 2012.
21. Waktu per periode:
Periode 1: 1 Januari – 30 Juni
Periode 2: 1 Juli – 31 Desember
22. Perincian pemenang per periode sebagai berikut:
PERIODE
JUMLAH PENERIMA DANA BEASISWA
@ Rp 1.000.000
@ Rp 500.000
@ Rp 250.000
Periode I
50 orang
50 orang
250 orang
Periode II
50 orang
50 orang
250 orang
23. Penerima beasiswa akan diseleksi (bukan diundi) oleh tim dari DataPrint.
24. Panitia tidak menghubungi penerima beasiswa. Nama penerima beasiswa dapat dilihat di website ini, website DataPrint www.dataprint.do.id atau di www.facebook.com/dataprintindonesia . Simpan fotokopi raport terakhir atau IPK terakhir dan kupon sebagai bukti sah verifikasi jika Anda terseleksi sebagai penerima dana beasiswa.
25. Dana beasiswa akan diberikan sekaligus dan secara langsung kepada penerima di periode tersebut.
26. Dana beasiswa akan dikirimkan dalam jangka waktu paling lambat satu bulan setelah pengumuman dan atau setelah selesainya pemberkasan dari para penerima beasiswa.
27. Beasiswa akan ditransfer melalui bank BCA. Bagi penerima beasiswa yang menggunakan rekening bank lain, biaya administrasi ditanggung penerima.
28. Penerima beasiswa akan diumumkan di website DataPrint www.dataprint.co.id , page Facebook DataPrint www.dataprint.co.id/facebook danwww.beasiswadataprint.com
Tema Essay dapat dilihat di tab “ESSAY”
Pendaftaran periode 2 berakhir tanggal 31 Desember 2012.
Pengumuman tanggal 10 Januari 2013.
FAQ
1. Siapakah yang boleh mendaftarkan diri di beasiswa DataPrint
Semua pelajar atau mahasiswa yang masih aktif
2. Apa saja persyaratan mengikuti pendaftaran beasiswa DataPrint?
Cukup isi semua kolom di formulir registrasi dengan data yang sebenar-benarnya. Kalau kamu keluar sebagai salah satu penerima dana beasiswa, pihak DataPrint akan menghubungi kamu untuk melakukan verifikasi data.
3. Apakah pendaftaran dipungut biaya?
Pendaftaran beasiswa sama sekali tidak dipungut biaya atau gratis.
4. Berapa dana beasiswa yang akan saya terima?
Dana beasiswa akan diberikan sebesar Rp 1.000.000, Rp 500.000 dan Rp 250.000
Penentuan besaran dana beasiswa yang akan diterima ditentukan oleh tim DataPrint.
5. Apakah penerima beasiswa di satu periode dapat menjadi penerima beasiswa lagi?
Tidak, penerima beasiswa yang sudah pernah menerima beasiswa tidak berhak menjadi penerima beasiswa di periode berikutnya.
6. Bagaimana cara pemberian beasiswa?
Dana beasiswa akan ditransfer kepada penerima.
7. Kapan beasiswa akan diterima?
Setelah verifikasi yang dilakukan oleh pihak DataPrint selesai atau kurang lebih satu bulan setelah pengumuman.
8. Apakah beasiswa yang diterima akan terkena pajak?
Tidak, beasiswa yang diterima tidak dikenai pajak. Dana beasiswa akan ditransfer melalui rekening BCA. Bagi penerima beasiwa yang memiliki rekening selain BCA maka dana administrasi akan ditanggung penerima.
9. Dimana pengumuman penerima beasiswa dapat dilihat?
Pengumuman dapat dilihat di website DataPrint www.dataprint.co.id , page Facebook DataPrint www.dataprint.co.id/facebook dan www.beasiswadataprint.com
Jumat, 29 Juni 2012
Cara Membuat Judul Blog Bergerak
19.19
TUTORIAL
Oke, to the point aja.
Sebenar ane agak canggung buat nge-post-nya, soalnya ane juga baru dalam dunia persilatan Blog alias Newbie. Takutnya ne dibilang sok menggurui, tapi berhubung ane kan baru belajar jadi harus berani mencoba, betul nggak? betul aja deh...
Loh...ane koq jadi curhat, ya udah, sekarang kita langsung aje ke TeKaPe,,,jangan lupa jempol + komentnya yaaah................
Langkah - langkahnya :
Sebenar ane agak canggung buat nge-post-nya, soalnya ane juga baru dalam dunia persilatan Blog alias Newbie. Takutnya ne dibilang sok menggurui, tapi berhubung ane kan baru belajar jadi harus berani mencoba, betul nggak? betul aja deh...
Loh...ane koq jadi curhat, ya udah, sekarang kita langsung aje ke TeKaPe,,,jangan lupa jempol + komentnya yaaah................
Langkah - langkahnya :
1. Log in dulu ke akun Blogger kawan.
2. Kemudian, masuk ke Dasbor > Tata Letak ( layout ) > Ebit HTML
3. Lalu carilah kode <title><data:blog.pageTitle/></title>
4. Selanjutnya ganti kode diatas dengan kode dibawah ini :
<script language='JavaScript'>
var abimonaz="<data:blog.pageTitle/>";
var kecepatan=120;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=abimonaz;
abimonaz=abimonaz.substring(1,abimonaz.length)+abimonaz.charAt(0);
segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();
</script>
5. Kawan bisa mengganti angka 120 yang berwarna biru tersebut dengan keinginan kawan. Angka tersebut adalah kecepatan pergerakan judul blog kawan.
Kode ini hanya berfungsi pada home page atau tampilan awal blog, jika kita masuk ke postingan atau single post, kode ini tidak akan berlaku, supaya pada postingan kode ini berlaku juga, maka sobat perlu mengganti kode berikut ini :
<title><data:blog.pageName/></title> dengan kode berikut ini.
<script language='JavaScript'>
var abimonaz="<data:blog.pageName/>";
var kecepatan=120;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=abimonaz;
abimonaz=abimonaz.substring(1,abimonaz.length)+abimonaz.charAt(0);
segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();
</script>
6. Kemudian Pratinjau dulu.
7. Bila sudah sesuai, silahkan di Save ( semoga berhasil )
8. Plus jangan lupa jempol + koment-nya.
2. Kemudian, masuk ke Dasbor > Tata Letak ( layout ) > Ebit HTML
3. Lalu carilah kode <title><data:blog.pageTitle/></title>
4. Selanjutnya ganti kode diatas dengan kode dibawah ini :
<script language='JavaScript'>
var abimonaz="<data:blog.pageTitle/>";
var kecepatan=120;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=abimonaz;
abimonaz=abimonaz.substring(1,abimonaz.length)+abimonaz.charAt(0);
segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();
</script>
5. Kawan bisa mengganti angka 120 yang berwarna biru tersebut dengan keinginan kawan. Angka tersebut adalah kecepatan pergerakan judul blog kawan.
Kode ini hanya berfungsi pada home page atau tampilan awal blog, jika kita masuk ke postingan atau single post, kode ini tidak akan berlaku, supaya pada postingan kode ini berlaku juga, maka sobat perlu mengganti kode berikut ini :
<title><data:blog.pageName/></title> dengan kode berikut ini.
<script language='JavaScript'>
var abimonaz="<data:blog.pageName/>";
var kecepatan=120;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=abimonaz;
abimonaz=abimonaz.substring(1,abimonaz.length)+abimonaz.charAt(0);
segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();
</script>
6. Kemudian Pratinjau dulu.
7. Bila sudah sesuai, silahkan di Save ( semoga berhasil )
8. Plus jangan lupa jempol + koment-nya.
Senin, 25 Juni 2012
Kitab Sirrul Assrar ( Syeikh Abdul Qadir Jailani 10 / 27 )
14.27
Kitab-Kitab
10: ZIKIR
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada
para pencari supaya mengingati-Nya: “Dan
hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah Baqaraah, ayat
198).
Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu ke
peringkat kesedaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh
mengingati-Nya menurut kadar keupayaan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik
adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “La ilaha illa
Llah”.
Terdapat berbagai-bagai peringkat zikir dan
masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat
dan ada pula yang diucapkan secara senyap, dari lubuk hati. Pada peringkat
permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara
berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun
kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kepada
bahagian rahsia-rahsia, pergi lagi kepada yang lebih jauh iaitu bahagian yang
tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang
tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya,
bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi
kenyataan bahawa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap di dalam
hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan di
dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir
adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan
keelokan Allah. Zikir pada tahap rahsia ialah melalui keghairahan (zauk) yang
diterima daripada pemerhatian rahsia suci itu. Zikir pada bahagian tersembunyi
membawa seseorang kepada: “Di
tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar,
ayat 55).
Zikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi
al-khafi – yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi – membawa
seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak.
Dalam kenyataannya tiada sesiapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang
yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan
kepada semua dan segala perkara. “Dia
mengetahui rahsia dan yang lebih tersembunyi” . (Surah Ta Ha, ayat 7).
Bila seseorang telah melepasi tahap zikir-zikir
tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri
seseorang. Roh ini lebih tulen dan seni daripada roh-roh yang lain. Ia adalah
bayi kepada hati, bayi kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi ini
mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah ia
lahir bayi ini menggesa orang lain supaya mendapatkaan Zat Allah Yang Maha
Tinggi. Roh baharu ini yang dinamakan bayi kepada hati dan juga benih serta
keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang
mukmin yang tulen. “Dia
jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari
perintah-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki:. (Surah Mukmin, ayat 15).
Roh khusus ini dihantar daripada makam Yang Maha
Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat
Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang
hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa sahaja melainkan Zat Allah.
Nabi s.a.w bersabda, “Dunia
ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat. Akhirat
pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan dunia, dan ia tidak akan diberi
kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak
menarik perhatiannya” .
Roh untuk yang hak. Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama
Tuhannya.
Apa sahaja yang kamu buat di sini zahir kamu
mestilah menurut jalan yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan
mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian
seseorang haruslah menyedari, mengingati Allah malam dan siang, zahir dan
batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah
adalah wajib sebagaimana perintah-Nya: “Maka
hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil
(berbaring) atas rusuk-rusuk kamu” . (Surah Nisaa', ayat 103).
“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan
sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit
dan bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau'” . (Surah Imraan, ayat 191).
Kitab Sirrul Assrar ( Syeikh Abdul Qadir Jailani 9 / 27 )
14.24
Kitab-Kitab
9: KEROHANIAN ISLAM DAN AHLI SUFI
Sufi adalah perkataan Arab – saf, yang
bererti tulen. Alam batin sufi dipersucikan, menjadi tulen dan diterangi oleh
cahaya makrifat, penyatuan dan keesaan.
Istilah sufi dikaitkan juga dengan bidang
kerohanian mereka yang sentiasa berhubung dengan sahabat-sahabat Rasulullah
s.a.w yang dikenali sebagai ‘puak yang memakai baju bulu'. Saf, pakaian
bulu yang kasar menggambarkan keadaan mereka yang miskin lagi hina. Kehidupan dunia
di dalam kesempatan. Mereka berjimat cermat di dalam makanan, minuman dan
lain-lain.Dalam buku ‘al-Majm' ada
dikatakan, “Apa yang
terjadi kepada ahli suluk yang suci ialah pakaian dan kehidupan mereka sangat
sederhana dan hina”. Walaupun
mereka kelihatan tidak menarik secara keduniaan tetapi hikmah kebijaksanaan
(makrifat) mereka ternyata pada sifat mereka yang lemah lembut dan halus, yang
menjadikan mereka menarik kepada sesiapa yang mengenali mereka. Mereka menjadi
contoh kepada alam manusia. Mereka berpandukan ilmu Ilahi. Pada pandangan Tuhan
mereka berada pada martabat pertama kemanusiaan. Dalam pandangan mereka yang
mencari Tuhan puak sufi ini kelihatan cantik walaupun pada zahirnya buruk.
Mereka mesti dikenali dan berupaya mengenali, dan mereka dengan mesti dengan
cara itu iaitu satu dan semua, kerana mereka semua berada pada makam keesaan
dan mesti nyata sebagai satu.
Dalam bahasa Arab perkataan tasawwuf, kerohanian
Islam, terdiri daripada empat
huruf – ‘ta', ‘sin', ‘wau' dan ‘pa' (t,s,w,f). Huruf pertama, t, bermaksud
taubat . Ini adalah langkah pertama
perlu diambil pada jalan ini. Ia adalah seolah-olah dua langkah, satu zahir dan
satu batin . Taubat zahir dalam perkataan,
perbuatan dan perasaan, menjaga kehidupan agar bebas daripada dosa dan kesalahan
dan cenderung untuk berbuat kebaikan dan ketaatan; meninggalkan keingkaran dan
penentangan, mencari kesejahteraan dan kedamaian . Taubat batin dilakukan oleh hati.
Penyucian hati daripada hawa nafsu duniawi yang huru hara dan hati bulat
berazam mahu mencapai alam ketuhanan. Taubat – mengawasi kesalahan dan
meninggalkannya, menyedari kebenaran dan berjuang ke arahnya – membawa
seseorang kepada langkah kedua.
Langkah kedua ialah keadaan aman dan
sejahtera, safa . Huruf ‘s' adalah simbolnya . Dalam peringkat ini
juga ada dua langkah perlu diambil. Pertama
ialah ke arah kesucian di dalam hati dan kedua pula ke arah pusat hati. Hati yang tenang datang
daripada hati yang bebas daripada kesusahan, keresahan yang disebabkan oleh
masalah semua kebendaan ini, masalah makan, minum, tidur, perkataan yang
sia-sia. Dunia ini seumpama tenaga tarikan bumi, menarik hati ke bawah, dan
untuk membebaskan hati daripada masalah tersebut menyebabkan berlaku tekankan
kepada hati. Di sana ada pula ikatan-ikatan – hawa nafsu dan kehendak,
pemilikan, kasihkan keluarga dan anak-anak – yang mengikat hati seni kepada
bumi dan menghalangnya terbang tinggi.
Cara membebaskan hati, bagi menyucikannya, adalah
dengan mengingati Allah. Pada permulaan ingatkan ini berlaku secara luaran, dengan
mengulangi nama-nama Tuhan, menyebutnya kuat-kuat sehingga kamu dan orang lain
boleh mendengarnya. Apabila ingatkan kepada-Nya sudah berterusan ingatkan
tersebut masuk ke dalam hati dan berlaku di dalam senyap. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang mukmin itu
ialah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, takutlah hati-hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat Allah menambahkan lagi keimanan mereka, dan kepada
Tuhan merekalah mereka kembali” . (Surah Anfaal, ayat 2).
Takutkan Allah dalam ayat tersebut bermaksud takut
dan harap, hormat dan kasihkan Allah. Dengan ingatan dan ucapan nama-nama Allah
hati menjadi jaga dari ketiduran dan kelalaian, menjadi suci bersih dan
bersinar. Kemudian bentuk dan rupa dari alam ghaib menyata di dalam hati. Nabi
s.a.w bersabda, “Ahli ilmu
zahir mendatangi dan menerkam sesuatu dengan akal fikirannya sementara ahli
ilmu batin sibuk membersihkan dan menggilap hati mereka”.
Kesejahteraan pada pusat rahsia bagi hati
diperolehi dengan membersihkan hati daripada segala sesuatu dan menyediakannya
untuk menerima Zat Allah semata-mata yang memenuhi ruang hati apabila hati
sudah diperindahkan dengan kecintaan Allah. Alat pembersihannya ialah
berterusan mengingati dan menyebut di dalam hati, dengan lidah rahsia akan
kalimah tauhid “La ilaha
illa Llah”. Bila hati dan pusat hati berada dalam suasana tenang dan damai maka
peringkat kedua yang disimbolkan sebagai huruf ‘s' selesai.
Huruf ketiga ‘w' bermaksud wilayah, suasana
kesucian dan keaslian pencinta-pencinta Allah dan sahabat-sahabat-Nya . Keadaan ini bergantung kepada kesucian batin. Allah
menggambarkan sahabat-sahabat-Nya dengan firman-Nya: “Ketahuilah, sesungguhnya
pembantu-pembantu Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak mereka
berdukacita. Bagi merekalah kegembiraan di penghidupan dunia dan akhirat…”.
(Surah Yunus, ayat 62 – 64).
Seseorang yang di dalam kesucian menyedari
sepenuhnya tentang Allah, mencintai-Nya fan berhubungan dengan-Nya. Hasilnya
dia diperelokkan dengan peribadi, akhlak dan perangai yang terbaik. Ini merupakan
hadiah suci yang dikurniakan kepada mereka. Nabi s.a.w bersabda, “Perhatikanlah akhlak yang
mulia dan berbuatlah sesuai dengannya” . Dalam peringkat ini
orang yang di dalam kesedaran tersebut meninggalkan sifat-sifat keduniaannya
yang sementara dan kelihatanlah dia diliputi oleh sifat-sifat Ilahi yang suci.
Dalam hadis Qudsi Allah berfirman: “Bila
Aku kasihkan hamba-Ku, Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya,
percakapannya, pemegangnya dan perjalanannya”.
Keluarkan segala-galanya dari hati kamu dan
biarkan Allah sahaja yang berada di sana . “Dan
katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap kepalsuan kerana
sesungguhnya kepalsuan itu akan lenyap”. (Surah Bani Israil, ayat 81).
Bila kebenaran telah datang dan kepalsuan telah
lenyap maka selesailah peringkat wilayah.
Huruf keempat ‘f' bermakna fana, lenyap
diri sendiri ke dalam ketiadaan. Diri yang palsu akan hancur dan hilang apabila
sifat-sifat yang suci memasuki seseorang, dan apabila sifat-sifat serta
keperibadian yang banyak menghalang tempatnya akan diganti oleh satu sahaja
sifat keesaan.
Dalam kenyataan hakikat sentiasa hadir. Ia tidak
hilang dan tidak juga berkurangan. Apa yang berlaku adalah orang yang beriman
menyedari dan menjadi satu dengan yang menciptakannya. Dalam suasana berada dengan-Nya
orang yang beriman memperolehi kurniaan-Nya; manusia yang sementara menemui
kewujudan yang sebenar dengan menyedari rahsia abadi. “Semua akan binasa kecuali
Wajah-Nya”. (Surah Qasas, ayat 88).
Cara untuk menyedari hakikat ini ialah melalui
anugerah-Nya, dengan kehendak-Nya. Bila kamu berbuat kebaikan semata-mata
kerana-Nya dan bersesuaian dengan kehendak-Nya kamu akan menjadi hampir dengan
hakikat-Nya, Zat-Nya. Kemudian semua akan lenyap kecuali Yang Esa yang meredai
dan yang Dia diredai, bersatu. Perbuatan baik adalah ibu yang melahirkan bayi
kebenaran; kehidupan dalam kesedaran bagi manusia yang sebenar-benarnya.
“Perkataan yang baik dan perbuatan yang
baik naik kepada Allah” . (Surah Fatir, ayat 10).
Jika seseorang berbuat sesuatu dan jika kewujudannya
bukan untuk Allah sahaja maka dia mengadakan sekutu bagi Allah, dia meletakkan
yang lain pada tempat Allah – dosa yang tidak diampunkan yang akan
memusnahkannya, lambat atau cepat. Tetapi bila diri dan kepentingan diri fana
seseorang itu mencapai peringkat bersatu dengan Allah. Allah menggambarkan
makam tersebut: “Sesungguhnya
orang-orang yang berbakti (adalah) dalam kebun-kebun dan (dekat) sungai-sungai.
Di tempat duduk kebenaran, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah
Qamar, ayat 54 & 55).
Tempat itu ialah tempat bagi hakikat yang penting,
hakikat kepada hakikat-hakikat, tempat penyatuan dan keesaan. Ia adalah tempat
yang disediakan untuk nabi-nabi, untuk mereka yang dikasihi oleh Allah, untuk
para sahabat-Nya. Allah beserta orang-orang yang benar. Bila kewujudan bersatu
dengan wujud yang abadi ia tidak boleh dipandang sebagai kewujudan yang
terpisah. Bila semua ikatan keduniaan ditanggalkan dan seseorang itu dalam
suasana kesatuan dengan Allah, dengan kebenaran (hakikat) Ilahi, dia menerima
kesucian yang abadi, tidak akan tercemar lagi, dan masuk ke dalam golongan: “Mereka itu ahli syurga yang
kekal di dalamnya”. (Surah A'raaf, ayat 42).
Mereka adalah: “Orang-orang
yang beriman dan beramal salih” . (Surah A'raaf, ayat 42).
Bagaimanapun: “ Kami tidak memberatkan
satu diri melainkan sekadar kuasanya” . (Surah A'raaf, ayat 42).
Tetapi seseorang memerlukan kesabaran yang kuat: “Dan Allah beserta orang yang
sabar” . (Surah Anfaal, ayat 66).
Kitab Sirrul Assrar ( Syeikh Abdul Qadir Jailani 8 / 27 )
14.23
Kitab-Kitab
8: TAUBAT DAN
PENGAJARAN MELALUI PERKATAAN
Tahap-tahap dan
peringkat-peringkat perubahan kerohanian telah pun disebut. Perlu ditegaskan
bahawa setiap peringkat dicapai terutamanya dengan taubat. Bolehlah dipelajari
cara bertaubat dengan orang yang mengetahui cara berbuat demikian dan yang
telah sendirinya bertaubat. Taubat yang sebenar dan menyeluruh merupakan
langkah pertama di dalam perjalanan. “(Ingatlah)
tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (iaitu)
kesombongan jahiliah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas
mukmin. Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) perkataan menjaga keselamatan
(taubat) kerana mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya,
dan adalah Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Fath, ayat 26).
Keadaan takutkan Allah
mempunyai maksud yang sama dengan kalimah “ La
ilaha illa Llah” – tiada Tuhan, tiada apa-apa, kecuali Allah. Bagi orang yang
mengetahui ini akan adaperasaan takut kehilangan-Nya, kehilangan
perhatian-Nya, cinta-Nya, keampunan-Nya; dia takut dan malu melakukan kesalahan
sedangkan Dia melihat, dan takutkan azab-Nya. Jika seseorang itu tidak
berkeadaan demikian dia perlu mendapatkaan orang yang takutkan Allah dan
menerima keadaan takutkan Allah itu daripada orang berkenaan.
Sumber dari mana perkataan
itu diterima mestilah bersih dan suci daripada segala-galanya kecuali Allah,
dan sesiapa yang menerimanya mestilah ada kebolehan untuk membezakan antara
perkataan orang yang suci hatinya dengan perkataan orang awam. Penerimanya
mestilah sedar cara perkataan itu diucapkan, kerana perkataan yang bunyinya
sama mungkin mempunyai maksud yang jauh berbeza. Tidak mungkin perkataan yang
datangnya daripada sumber yang asli sama dengan perkataan yang datangnya
daripada sumber lain.
Hatinya menjadi hidup
bila dia menerima benih tauhid daripada hati yang hidup kerana benih yang
demikian sangat subur, itulah benih kehidupan. Tidak ada yang tumbuh daripada
benih yang kering lagi tiada kehidupan. Kalimah suci “La ilaha illa Llah”
disebut dua kali di dalam Quran menjadi bukti. “(Kerana) apabila dikata kepada
mereka “Tiada Tuhan melainkan Allah” mereka menyombong. Dan mereka berkata,
‘Apakah kami mesti tinggalkan tuhan-tuhan kami buat (mengikut) seorang ahli
syair dan gila?” (Surah Shaaffaat. Ayat 35 & 36).
Ini adalah keadaan
orang awam yang baginya rupa luar termasuk kewujudan zahirnya adalah
tuhan-tuhan. “Oleh itu
Ketahuilah bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan mintalah perlindungan
bagi buah amal kamu, dan bagi mukmin dan mukminat, dan Allah mengetahui tempat
usaha kamu (di siang hari) dan tempat kembali kamu (pada malam hari)”. (Surah
Muhammad, ayat 19).
Firman Allah ini
menjadi panduan kepada orang-orang beriman yang tulen yang takutkan Allah.
Saidina Ali r.a meminta
Rasulullah s.a.w mengajarkan kepadanya cara yang mudah, paling bernilai, paling
cepat kepada keselamatan. Baginda s.a.w menanti Jibrail memberikan jawapannya
daripada sumber Ilahi. Jibrail datang dan mengajarkan baginda s.a.w mengucapkan
“La ilaha” sambil memusingkan mukanya yang diberkati ke kanan, dan mengucapkan
“illa Llah” sambil memusingkan mukanya ke kiri, ke arah hati sucinya yang
diberkati. Jibrail mengulanginya tiga kali; Nabi s.a.w mengulanginya tiga kali
dan mengajarkan yang demikian kepada Saidina Ali r.a dengan mengulanginya tiga
kali juga. Kemudian baginda s.a.w mengajarkan yang demikian kepada
sahabat-sahabat baginda. Saidina Ali r.a merupakan orang yang pertama bertanya
dan menjadi orang yang pertama diajarkan.
Kemudian satu hari
selepas kembali daripada peperangan, Nabi s.a.w berkata kepada
pengikut-pengikut baginda, “Kita
baharu kembali daripada peperangan yang kecil untuk menghadapi peperangan yang
besar” .
Baginda s.a.w merujukkan kepada perjuangan dengan ego diri sendiri, keinginan
yang rendah yang menjadi musuh kepada penyaksian kalimah tauhid. Baginda s.a.w
bersabda, “Musuh kamu yang
paling besar ada di bawah rusuk kamu ”.
Cinta Ilahi tidak akan
hidup sehinggalah musuhnya, hawa nafsu badaniah kamu, mati dan meninggalkan
kamu.
Mula-mulanya kamu mesti
bebas daripada ego kamu yang mengheret kamu kepada kejahatan. Kemudian kamu
akan mula memiliki suara hati yang belum penuh, walaupun kamu masih belum bebas
sepenuhnya daripada dosa. Kamu akan memiliki perasaan mengkritik diri sendiri –
tetapi ia belum mencukupi. Kamu mesti melepasi tahap tersebut kepada peringkat
di mana hakikat yang sebenarnya dibukakan kepada kamu, kebenaran tentang benar
dan salah. Kemudian kamu akan berhenti melakukan kesalahan dan akan hanya
melakukan kebaikan. Dengan demikian diri kamu akan menjadi bersih. Di dalam menentang
hawa nafsu dan tarikan badan kamu, kamu mestilah melawan nafsu kehaiwanan –
kerakusan, terlalu banyak tidur, pekerjaan yang sia-sia – dan menentang
sifat-sifat haiwan liar di dalam diri kamu – kekejian, marah, kasar dan
berkelahi. Kemudian kamu mesti usahakan membuang perangai-perangai ego yang
jahat, takabur, sombong, dengki, dendam, tamak dan lain-lain penyakit tubuh dan
hati kamu. Cuma orang yang berbuat demikian yang benar-benar bertaubat dan
menjadi bersih, suci murni dan tulen.“Sesungguhnya Allah kasih kepada
orang yang bertaubat dan memelihara kesuciannya”. (Surah Baqarah, ayat 222).
Dalam melakukan taubat
seseorang itu mestilah mengambil perhatian supaya penyesalannya tidak
samar-samar dan tidak juga secara umum agar dia tidak jatuh ke dalam ancaman
Allah:“Tidak kira berapa banyak mereka bertaubat mereka tidak sebenarnya
menyesal. Taubat mereka tidak diterima”.
Ini ditujukan kepada
mereka yang hanya mengucapkan kata-kata taubat tetapi tidak tahu sejauh mana
dosa mereka, malah tidak mengambil tindakan pembaikan dan pencegahan. Itulah
taubat yang biasa, taubat zahir yang tidak menusuk kepada punca dosa. Ia adalah
umpama orang yang cuba menghapuskan rumput dengan memotong bahagian di atas
tanah tetapi tidak mencabut akarnya yang di dalam bumi. Tindakan yang demikian
membantu rumput untuk tumbuh dengan lebih segar. Orang yang bertaubat dengan
mengetahui kesalahannya dan punca kesalahan itu berazam tidak mengulanginya dan
membebaskan dirinya daripada kesalahan itu, mencabut akar pokok yang merosakkan
itu. Cangkul yang digunakan untuk menggali akarnya, punca kepada dosa-dosa,
ialah pengajaran kerohanian daripada guru yang benar. Tanah mestilah
dibersihkan sebelum ditanam pokok orkid.
“Dan Kami
bawakan perumpamaan kepada manusia supaya mereka memikirkannya”. (Surah Hasyr,
ayat 21).
“Dia jualah
Penerima taubat hamba-hamba-Nya dan mengampunkan dosa, dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan”. (Surah Syura, ayat 25).
“Kecuali orang
yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan amal salih, maka mereka itu Allah
tukarkan kejahatan mereka dengan kebaikan kerana adalah Allah itu Pengampun,
Penyayang”. (Surah Furqaan, ayat 70).
Ketahuilah taubat yang
diterima tandanya ialah seseorang itu tidak lagi jatuh ke dalam dosa tersebut.
Ada dua jenis
taubat , taubat orang dan taubat mukmin sejati . Orang awam berharap
meninggalkan kejahatan dan masuk kepada kebaikan dengan cara mengingati Allah
dan mengambil langkah usaha bersungguh-sungguh, meninggalkan hawa nafsunya dan
kesenangan badannya dan menekankan egonya. Dia mesti meninggalkan keegoannya
yang ingkar terhadap peraturan Allah dan masuk kepada taat. Itulah taubatnya
yang menyelamatkannya dari neraka dan memasukkannya ke dalam syurga.
Orang mukmin sejati,
hamba Allah yang tulen, berada di dalam suasana yang jauh berbeza. Mereka
berada pada makam makrifat yang jauh lebih tinggi daripada makam orang awam
yang paling baik. Sebenarnya bagi mereka tidak ada lagi anak tangga untuk
dipanjat; mereka telah sampai kepada kehampiran dengan Allah. Mereka telah
meninggalkan kesenangan dan nikmat dunia ini dan menikmati kelazatan alam
kerohanian – rasa kehampiran dengan Allah, nikmat menyaksikan Zat-Nya dengan
mata keyakinan.
Perhatian orang awam
tertuju kepada dunia ini dan kesenangan mereka adalah merasai nikmat kebendaan
dan kewujudan kebendaannya. Malah, jika kewujudan kebendaan manusia dan dunia
merupakan satu kesilapan begitu jugalah nikmat dan kecacatan yang paling baik
daripadanya. Kata-kata yang diucapkan oleh orang arif, “Kewujudan dirimu merupakan
dosa, menyebabkan segala dosa menjadi kecil jika dibandingkan dengannya” . Orang arif selalu
mengatakan bahawa kebaikan yang dilakukan oleh orang baik-baik tidak mencapai
kehampiran dengan Allah tidak lebih daripada kesalahan orang yang hampir
dengan-Nya. Jadi, bagi mengajar kita memohon keampunan terhadap kesalahan yang
tersembunyi yang kita sangkakan kebaikan, Nabi s.a.w yang tidak pernah berdosa
memohon keampunan daripada Allah sebanyak seratus kali sehari. Allah Yang Maha
Tinggi mengajarkan kepada rasul-Nya:“Pintalah perlindungan bagi buah
amal kamu dan bagi mukmin dan mukminat”. (Surah Muhamamd, ayat 19).
Dia jadikan rasul-Nya
yang suci murni sebagai teladan tentang cara bertaubat – dengan merayu kepada
Allah supaya menghilangkan ego seseorang, sifat-sifatnya dan dirinya, semuanya
pada diri seseorang, mencabut kewujudan diri seseorang. Inilah taubat yang
sebenarnya.
Taubat yang demikian
meninggalkan segala-galanya kecuali Zat Allah, dan berazam untuk kembali
kepada-Nya, kembali kepada kehampiran-Nya untuk melihat Wajah Ilahi. Nabi s.a.w
menjelaskan taubat yang demikian dengan sabda baginda s.a.w, “ Ada sebahagian
hamba-hamba Allah yang tulen yang tubuh mereka berada di sini tetapi hati
mereka berada di sana , di bawah arasy”. Hati mereka berada pada langit
kesembilan, di bawah arasy Allah kerana penyaksian suci terhadap Zat-Nya tidak
mungkin berlaku pada alam bawah.
Di sini hanya kenyataan
atau penzahiran sifat-sifat suci-Nya yang dapat disaksikan, memancar ke atas
cermin yang bersih kepunyaan hati yang suci. Saidina Umar r.a berkata, “Hatiku
melihat Tuhanku dengan cahaya Tuhanku”. Hati yang suci adalah cermin di mana
keindahan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah memancar. Nama lain yang diberi
kepada suasana ini ialah pembukaan (kasyaf), menyaksikan sifat-sifat Ilahi yang
suci.
Bagi memperolehi
suasana tersebut, untuk membersihkan dan menyinarkan hati, perlulah kepada guru
yang matang, yang di dalam keesaan dengan Allah, yang disanjung dan dimuliakan
oleh semua, dahulu dan sekarang. Guru berkenaan mestilah telah sampai kepada
makam kehampiran dengan Allah dan dihantar balik ke alam rendah oleh Allah
untuk membimbing dan menyempurnakan mereka yang layak tetapi masih mempunyai
kecacatan.
Di dalam penurunan
mereka untuk melakukan tugas tersebut wali-wali Allah mestilah berjalan Sesuai
dengan sunnah Rasulullah s.a.w dengan mengikuti teladan baginda s.a.w, tetapi
tugas mereka berlainan dengan tugas rasul. Rasul diutuskan untuk menyelamatkan
orang ramai dan juga orang-orang yang beriman. Guru-guru tadi pula tidak
dihantar untuk mengajar semua orang tetapi hanyalah sebilangan yang dipilih
sahaja. Rasul-rasul diberi kebebasan dalam menjalankan tugas mereka, sementara
wali-wali yang mengambil tugas sebagai guru mesti mengikuti jalan rasul-rasul
dan nabi-nabi.
Guru kerohanian yang
mengaku diri mereka merdeka, menyamakan dirinya dengan nabi, jatuh kepada
kesesatan dan kekufuran. Bila Nabi s.a.w mengatakan sahabat-sahabat baginda
yang arif adalah umpama nabi-nabi Bani Israil, baginda memaksudkan lain
daripada ini – kerana nabi-nabi yang datang selepas Musa a.s semuanya mengikuti
prinsip agama yang dibawa oleh Musa a.s. Mereka tidak membawa peraturan baharu.
Mereka mengikuti undang-undang yang sama. Seperti mereka juga orang-orang arif
dari kalangan umat Nabi Muhammad s.a.w yang bertugas membimbing sebahagian
daripada orang-orang suci yang dipilih, mengikuti kebijaksanaan Nabi s.a.w,
tetapi menyampaikan perintah dan larangan dengan cara baharu yang berbeza,
terbuka dan jelas, menunjukkan kepada murid-murid mereka dengan perbuatan yang
mereka kerjakan pada masa dan keadaan yang berlainan. Mereka memberi dorongan
kepada murid-murid mereka dengan menunjukkan kelebihan dan keindahan
prinsip-prinsip agama. Tujuan mereka ialah membantu pengikut-pengikut mereka
menyucikan hati yang menjadi tapak untuk membena tugu makrifat.
Dalam semua itu mereka
mengikut teladan daripada pengikut-pengikut Rasulullah s.a.w yang terkenal
sebagai ‘golongan yang memakai baju bulu' yang telah meninggalkan semua
aktiviti keduniaan untuk berdiri di pintu Rasulullah s.a.w dan berada hampir
dengan baginda. Mereka menyampaikan khabar sebagaimana mereka menerimanya
secara langsung daripada mulut Rasulullah s.a.w. Dalam kehampiran mereka dengan
Rasulullah s.a.w mereka telah sampai kepada peringkat di mana mereka boleh
bercakap tentang rahsia israk dan mikraj Rasulullah s.a.w sebelum baginda
membuka rahsia tersebut kepada sahabat-sahabat baginda.
Wali-wali yang menjadi
guru memiliki kehampiran yang serupa dengan Nabi s.a.w dengan Tuhannya. Amanah
dan penjagaan terhadap ilmu ketuhanan yang serupa dianugerahkan kepada mereka.
Mereka merupakan Pemegang sebahagian daripada kenabian, dan diri batin
mereka selamat di bawah penjagaan Rasulullah s.a.w.
Tidak semua orang yang
memiliki ilmu berada di dalam keadaan tersebut. Mereka yang sampai ke situ adalah
yang lebih hampir kepada Rasulullah s.a.w daripada anak-anak dan keluarga
mereka sendiri dan mereka adalah umpama anak-anak kerohanian Rasulullah s.a.w
yang hubungannya lebih erat daripada hubungan darah. Mereka adalah pewaris
sebenar kepada Nabi s.a.w. Anak yang sejati memiliki zat dan rahsia bapanya
pada rupa zahirnya dan juga pada batinnya. Nabi s.a.w menjelaskan rahasia ini, “Ilmu khusus adalah umpama
khazanah rahasia yang hanya mereka yang mengenali Zat Allah boleh
mendapatkannya. Namun bila rahasia itu dibukakan orang yang mempunyai kesedaran
dan ikhlas tidak menafikannya”.
Ilmu tersebut
dimasukkan kepada Nabi s.a.w pada malam baginda s.a.w mikraj kepada Tuhannya.
Rahsia itu tersembunyi di dalam diri baginda di sebalik tiga ribu tabir hijab.
Baginda s.a.w tidak membuka rahsianya melainkan kepada sebahagian pengikut
baginda yang sangat hampir dengan baginda. Melalui penyebaran dan keberkatan
rahsia inilah Islam akan terus memerintah sehingga ke hari kiamat.
Pengetahuan batin
tentang yang tersembunyi membawa seseorang kepada rahsia tersebut. Sains,
kesenian dan kemahiran keduniaan adalah umpama kerangka kepada pengetahuan
batin. Mereka yang memiliki pengetahuan kerangka itu bolehlah mengharapkan satu
hari nanti mereka diberi kesempatan untuk memiliki apa yang di dalam kerangka.
Sebahagian daripada mereka yang berilmu memiliki apa yang patut dimiliki oleh
seorang manusia secara umumnya sementara sebahagian yang lain menjadi ahli dan
memelihara ilmu tersebut daripada hilang. Ada golongan yang menyeru kepada
Allah dengan nasihat yang baik. Sebahagian daripada mereka mengikuti sunnah
Nabi s.a.w dan dipimpin oleh Saidina Ali r.a. yang menjadi pintu kepada gedung
ilmu yang melaluinya masuklah mereka yang menerima undangan dari Allah. “Serulah ke jalan Tuhanmu
dengan bijaksana dan nasihat dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”
. (Surah Nahl, ayat 125).
Maksud dan perkataan
mereka adalah sama. Perbezaan pada zahirnya hanyalah pada perkara-perkara
terperinci dan cara pelaksanaannya.
Sebenarnya ada tiga
makna yang kelihatan sebagai tiga jenis ilmu yang berbeza – dilakukan secara
berbeza, tetapi menjurus kepada yang satu Sesuai dengan sunnah Rasulullah
s.a.w. Ilmu dibahagikan kepada tiga yang tidak ada seorang manusia boleh
menanggung keseluruhan beban ilmu itu juga tidak berupaya mengamalkan dengan
sekaliannya.
Bahagian pertama ayat
di atas “Serulah ke jalan
Tuhanmu dengan bijaksana (hikmah)” ,
Sesuai dengan makrifat, zat dan permulaan kepada segala sesuatu, pemiliknya
mestilah sebagaimana Nabi s.a.w beramal Sesuai dengannya. Ia hanya dikurniakan
kepada lelaki sejati yang berani, tentera kerohanian yang akan mempertahankan
kedudukannya dan menyelamatkan ilmu tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Kekuatan semangat lelaki
sejati mampu menggoncang gunung” .
Gunung di sini menunjukkan keberatan hati sesetengah manusia. Doa lelaki sejati
yang menjadi tentera kerohanian dimakbulkan. Bila mereka menciptakan sesuatu ia
berlaku, bila mereka mahukan sesuatu hilang maka ia pun hilang. “Dia kurniakan hikmah kepada
sesiapa yang Dia kehendaki, dan Barangsiapa dikurniakan hikmah maka
sesungguhnya dia telah diberi kebajikan yang banyak”. (Surah Baqarah, ayat
269).
Jenis kedua ialah ilmu
zahir yang disebut Quran sebagai “seruan yang baik”. Ia menjadi kulit kepada
hikmah kebijaksanaan rohani. Mereka yang memilikinya menyeru kepada kebaikan,
mengajar manusia berbuat baik dan meninggalkan larangan-Nya. Nabi s.a.w memuji
mereka. Orang yang berilmu menyeru dengan lemah lembut dan baik hati, sementara
yang jahil menyeru dengan kasar dan kemarahan.
Jenis ketiga ialah ilmu
yang menyentuh kehidupan manusia di dalam dunia. Ia disebut sebagai ilmu agama
(syariat) yang menjadi sarang kepada hikmah kebijaksanaan (makrifat). Ia adalah
ilmu yang diperuntukkan kepada mereka yang menjadi pemerintah manusia;
menjalankan keadilan ke atas sesama manusia; pentadbiran manusia ke atas sesama
manusia. Bahagian terakhir ayat Quran yang di atas tadi menceritakan tugas
mereka “dan berbincanglah dengan mereka dengan cara yang lebih baik”. Mereka
ini menjadi kenyataan kepada sifat Allah “al-Qahhar” Yang Maha Keras. Mereka
berkewajipan menjaga peraturan di kalangan manusia selaras dengan hukum Tuhan,
seumpama sabut melindungi tempurung dan tempurung melindungi isi.
Nabi s.a.w
menasihatkan, “Biasakan
dirimu berada di dalam majlis orang-orang arif, taatlah kepada pemimpin kamu
yang adil. Allah Yang Maha Tinggi menghidupkan hati dengan hikmah seperti Dia
jadikan bumi yang mati hidup dengan tumbuh-tumbuhan dengan menurunkan hujan” . Baginda s.a.w juga bersabda , “Hikmah adalah harta
yang hilang bagi orang yang beriman, dikutipnya di mana sahaja ditemuinya”.
Malah perkataan yang
diucapkan oleh manusia biasa datangnya daripada Loh Terpelihara menurut hukum
Allah terhadap segala perkara daripada awal hingga akhir. Loh itu disimpan pada
alam tinggi pada akal asbab tetapi perkataan diucapkan menurut makam seseorang.
Perkataan mereka yang telah mencapai makam makrifat adalah secara langsung
daripada alam tersebut, makam kehampiran dengan Allah. Di sana tidak ada perantaraan.
Ketahuilah bahawa semua
akan kembali kepada asal mereka. Hati, zat, mesti dikejutkan; jadikan ianya
hidup untuk mencari jalan kembali kepada asalnya yang suci murni. Ia mesti
mendengar seruan. Seseorang mesti mencari orang yang orang yang daripadanya
seruan itu muncul, melaluinya zahir seruan. Itulah guru yang sebenar. Ini
merupakan kewajipan bagi kita. Nabi s.a.w bersabda, “Menuntut ilmu wajib bagi
setiap orang Islam lelaki dan perempuan”. Ilmu tersebut merupakan peringkat
terakhir semua ilmu, itulah ilmu makrifat, ilmu yang akan membimbing seseorang
kepada asalnya, yang sebenar (hakikat). Ilmu yang lain perlu menurut sekadar
mana keperluannya. Allah menyukai mereka yang meninggalkan cita-cita dan
angan-angan kepada dunia, kemuliaan dan kebesarannya, kerana kepentingan
duniawi ini menghalang seseorang kepada Allah. “Katakanlah: “Aku tidak meminta
kepadamu upah atas (menyampaikan)nya, kecuali percintaan (kepadaku) lantaran
kerabat”. (Surah Syura, ayat 23).
Ditafsirkan maksud
perkataan “apa yang hampir dengan kamu” ialah datang hampir dengan kebenaran.
Langganan:
Postingan (Atom)